Dari gunung penanjakan, sangat dianjurkan untuk tidak tidur dalam perjalanan menuju ke gunung bromo. Total perjalanan memakan waktu sekitar 20 menit dengan mobil jeep, tapi pemandangan terbaiknya terletak di sekitar 5 menit sebelum sampai di area gunung bromo. Gue lupa untuk foto-foto selama perjalanan karena ngantuk banget dan sempat tertidur, tapi gue bisa perlihatkan bagaimana kira-kira pemandangannya.

Karena kami berangkat dari sunrise point lebih cepat dari peserta tur lainnya, kami pun dapat berfoto tanpa takut ada yang merusak latar foto. Sebelum kami mengunjungi kawah gunung bromo, tour guide membawa kami ke sebuah lapangan yang cukup luas dengan gunung batok sebagai latarnya. Disini, kami dapat berfoto dengan pose paling populer di gunung bromo, yaitu berfoto bersama dengan jeep dan pemandangan gunung di belakang. Tapi tanya dulu ke guide-nya ya, jangan langsung panjat aja!



Setelah berfoto selama beberapa menit dan juga foto bersama, kami pun melanjutkan perjalanan kami ke basecamp untuk mobil jeep, dari sini kami harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki untuk mencapai gunung bromo dan kawahnya. Kalau kamu lapar atau haus, jangan takut, disini ada banyak sekali tenda-tenda yang berjualan mie instan, nasi bungkus, dan minuman-minuman hangat seperti teh dan kopi. Jangan takut untuk minum banyak air ya, tersedia toilet bersih juga kok di sekitar basecamp, harganya sekitar Rp 5.000 per orang.


Ada opsi lain juga untuk kamu yang malas berjalan sejauh itu atau capek, rental kuda, jadi gak perlu jalan sama sekali sampai ke tangga menuju ke kawah. Harganya berkisar sekitar Ro 200.000 per orang dari basecamp menuju ke tangga kawah, dan selama perjalanan gue, setiap beberapa meter pasti ada yang menawarkan rental kuda, dan harganya juga makin lama makin murah karena jarak tempuhnya juga semakin pendek. Harga termurah yang gue dapat adalah Rp 50.000, berjarak hanya sekitar 20 meter dari tangga kawah.


Setelah pendakian yang agak capek, kawah gunung bromo pun terlihat di depan mata. Ketika gue disana, kawahnya cukup ramai dengan turis lokal dan internasional yang datang berkunjung karena memang kebetulan gue pergi saat akhir pekan. Ada jalur kecil untuk bisa berkeliling kawah dan menikmati pemandangan, tapi gue gak ngelewatin jalur itu karena memang tidak dianjurkan dan cukup berbahaya, mengingat bagian kiri jalur adalah jurang dan bagian kanan jalur adalah kawah bromo. Jatuh ke kiri atau kanan sama aja bahayanya. Gue cukup puas kok bisa melihat kawahnya secara langsung.
Oh iya, gue dapat sebuah tip dari penjaga warung disana, mereka menyarankan kalau ingin datang untuk berfoto, lebih baik datang waktu bulan puasa, karena jumlah pengunjung lebih sedikit setiap harinya.
Ketika mencoba untuk menjelaskan betapa indahnya gunung bromo dan sekelilingnya, ada beberapa hal yang membuat gue menggelengkan kepala karena kesal dengan situasi di atas kawah. Haruskah gue tulis sesuatu tentang situasi tersebut? atau dibiarin aja?
With burning curiosity,
Ferry William
Instagram: @ferry_william
Facebook: Ferry William
Twitter: @ferrywilliam
Email: ferrywilliamm@gmail.com
2 thoughts on “Mount Bromo and The Crater (Bahasa Indonesia)”